Strategi Komunikasi Politisi Perempuan
Abstract
Sejak reformasi digulirkan pada tahun 1998, isu mengenai kuota perempuan di legislatif mengemuka. Isu ini berhasil ditetapkan menjadi sebuah kebijakan politik yang mengakomodir affirmative action bagi perempuan di parlemen. Tujuan kebijakan ini adalah untuk memastikan implementasi aturan yang pro perempuan. Beberapa daerah di Indonesia menunjukkan perkembangan yang berbeda-beda. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Minahasa dengan jumlah perwakilan anggota legislatif terbanyak di Indonesia dan di Kabupaten Wonosobo dengan jumlah perwakilan perempuan di legislatif paling sedikit di Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dan analisis kualitatif. Eksperimen dilakukan untuk mengetahui bagaimana responden menilai politisi perempuan dan politisi laki-laki kemudian diteliti lebih lanjut dengan wawancara mendalam dan focus group discussion. Penelitian menunjukkan bahwa responden laki-laki memandang politisi laki-laki lebih memiliki kemampuan dari pada politisi perempuan. Sementara, responden perempuan juga melihat politisi laki-laki lebih kompeten. Hal ini sejalan dengan teori gender stereotiping. Politisi perempuan yang memiliki keahlian komunikasi politik yang mumpuni memiliki kesempatan untuk dapat terpilih dalam lingkaran politik. Struktur sosial juga mempengaruhi keterpilihan perempuan sebagai politisi. Di kabupaten Wonosobo, sebagian kalangan agama tidak menyetujui perempuan menjadi anggota legislatif
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Mulyana, Deddy. (2007). Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: Rosdakarya.
Popkin, Samuel L. (1991). The Reasoning Voter: Communication and Persuasion in Presidential Campaigns. Chicago: University of Chicago Press.
Sreberny, Annabelle & Liesbet van Zoonen. (2000). Gender, Politics and Communication Cresskill: Hampton Press.
Uchjana, Onong. (2007). Ilmu, Teori, dan Fisafat Komunikasi. Bandung: Citra Aditya Bakti Parawansa,
Indar Khofifah (2002) Hambatan terhadap Partipasi Politik Perempuan di Indonesia. Jakarta: International IDEA.
Jenssen, Anders Todal & Toril Aalberg (2006). "Party-leader Effects in Norway. A Multimethods Approach”, Electoral Studies 25.
Marcus, George E. (1991) „Emotions and Politics: Hot Cognitions and the Rediscovery of Passion”, Social Science Information 32:195-232.
Marcus, George E. (1988). "The Structure of Emotional Response: 1984 Presidential Candidates”, The American Political Science Review, Vol. 82: 737-761.
Ramadhan, Hasan. 19 Mei 2014. Menurunnya Jumlah Keterwakilan Perempuan di Parlemen. Tersedia dalam: http://www.jurnalperempuan.org/menurunnyajumlahketerwakilanperempuan-di-parlemen.html
Puskapol FISIP UI. 9 Oktober 2014. Ini Dia Profil Anggota Legislatif 2014-2019. Tersedia dalam :http://www.republika.co.id/berita/koran/teraju/14/10/09/nd6caa-inidiaprofil-anggotalegislatif-20142019
http://www.dpr.go.id/dokakd/dokumen/makalah_STRATEGI_MENINGKATKAN_KETERWAKILAN_PEREMPUAN__Oleh-_Ignatius_Mulyono.pdf
https://wonosobokab.bps.go.id/linkTableDinamis/view/id/136 Suara Merdeka, harian, 21 Maret 2016.
Keterwakilan Perempuan Rendah di Legislatif. Tersedia dalam: http://berita.suaramerdeka.com/smcetak/keterwakilan-perempuan-rendahdilegislatif/
https://wonosobokab.bps.go.id/linkTableDinamis/view/id/136
DOI: https://doi.org/10.31315/jik.v16i1.2682
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2019 Jurnal Ilmu Komunikasi
Jurnal Ilmu Komunikasi indexed by:
Copyright of Jurnal Ilmu Komunikasi ISSN 1693-3028 (print), ISSN 2407-8220 (online)
Alamat:
Kampus II UPN "Veteran" Yogyakarta, Jl. Babarsari 2, Tambakbayan, Yogyakarta 55281
Phone: (0274)485268
Fax: (0274)487147
Email: [email protected]