Anonimitas di Media Sosial: Sarana Kebebasan Berekspresi atau Patologi Demokrasi?

Nurul Hasfi, Sunyoto Usmand, Hedi Pujo Santoso

Abstract


Anonimitas merupakan bagian penting dalam demokrasi sebagai sarana untuk mengemukakan pendapat tanpa rasa takut. Studi ini mengidentifikasi peran akun anonim di media sosial dalam proses diskusi politik pada pemilu presiden
2014. Dengan metode analisis wacana kritis studi ini mengidentifikasi teks-teks yang diproduksi akun- akun Twitter anonim dalam mendiskusikan sosok calon presiden 2014 serta mengidentifikasi peran mereka dalam proses demokrasi politik. Analisis teks memperlihatkan akun anonim tidak berperan dalam mendukung kebebasan berekspresi publik namun sebaliknya justru menjadi alat kekuasaan elite. Debat politik antar akun anonim justru manjadi patologi yang mendegradasi proses demokrasi di media sosial.


Keywords


Anonimitas, Twitter, Demokrasi Digital, Patologi Demokrasi

References


Akdeniz, Yaman. (2002). Anonymity, Democracy, and Cyberspace.

Social Research, 69(1), 223-237.

Barisione, Mauro. (2009). Valence Image and the Standardisation of Democratic Political Leadership. SAGE Publications 5(1), 41–60 DOI:10.1177/1742715008098309 h t t p : / / l e a . s a g e p u b . c o m.

Fairclough, Norman. (1992). Discourse and Social Change. Cambridge: Polity Press.

Fairclough, Norman. (1989). Language and Power. New York: Longman Inc.

Fairclough, Norman. (1995). Critical Discourse Analysis: The Critical Study of Language. New York: Longman Publishing.

Freeland, Felicia Hughes. (2007). Charisma and celebrity in Indonesian politics. Anthropological Theory. 7(2), 177–200

Gazali, Effendy.(2014), Learning by clicking: An experiment with social media democracy in Indonesia. International Communication Gazette. DOI: 1 0 . 1 1 7 7 / 1 7 4 8 0 4 8 5 1 4 5 2 4 1 1 9

Habermas, J. (1996a) Between Facts and Norms: Contributions to a Discourse Theory of Law and Democracy. Cambridge: Polity Press.

Hardiman, Budi.(2009b). Demokrasi Deliberatif: Menimbang ‘Negara Hukum’ dan ‘ Ruang Publik’ dalam Teori Diskursus Jurgen Habermas. Yogyakarta: Kanisius.

Irawanto, Philip & Ryan. (2011). Tailoring Leadership Theory to Indonesian Culture. Global Business Review, 12(3), 355–366.

Lim, Marlyna.(2013). Many Clicks but Little Sticks: Social Media Activism in Indonesia. Journal of Contemporary Asia. DOI:10.1080/00472336.2013.769386.

M. Chawki. (2006). Anonymity in Cyberspace: Finding the Balance between Privacy and Security. Droit-Tic, Juill.

Piliang, Yasraf A. (2005). Transpolitika: Dinamika Politik di dalam Era Virtualitas. Yogyakarta dan Bandung: Jalasutra

Sari, Dewi Kartika & Royke R. Siahainenia. (2015). Gerakan Sosial Baru di Ruang Publik Virtual pada Kasus Satinah. Jurnal Ilmu Komunikasi. 12 (1), 105-118.

Syamsuddin, Din. (1993). Political Stability and Leadership Succession in Indonesia. Contemporary Southeast Asia, 15 (1), 12-23.

Wadipalapa, Rendy Pahrun. Meme Culture & Komedi-Satire Politik: Kontestasi Pemilihan Presiden dalam Media Baru (2015). Jurnal Ilmu Komunikasi. 12 (1), 1-18.

Zajácz, Rita. (2013). WikiLeaks and the problem of anonymity: A network control perspective. Media, Culture & Society, 35(4), 489–505




DOI: https://doi.org/10.31315/jik.v15i1.2152

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c)




 Jurnal Ilmu Komunikasi indexed by:

   


Copyright of Jurnal Ilmu Komunikasi ISSN 1693-3028 (print), ISSN 2407-8220 (online)

Alamat:

Kampus II UPN "Veteran" Yogyakarta, Jl. Babarsari 2, Tambakbayan, Yogyakarta 55281
Phone: (0274)485268

Fax: (0274)487147

Email: [email protected] 

Web
Analytics View My Stats