PENGARUH VARIASI DOSIS Trichoderma harzianum dan Gliocladium virens DALAM PENGENDALIAN PENYAKIT LAYU FUSARIUM (Fusarium oxysporum) TERHADAP HASIL TOMAT
Sari
Tomat (Lycopersicon esculentum Mill.) adalah komoditas unggulan hortikultura yang mempunyai nilai ekonomis penting di Indonesia. Penyakit layu Fusarium merupakan penyakit pada tanaman tomat yang perlu dikendalikan karena dapat menyebabkan gagal panen. Penggunaan fungisida sintetik yang tidak bijaksana berdampak buruk bagi tanaman. Beberapa jamur antagonis yang menunjukkan hasil dalam mengendalikan patogen tular tanah adalah Trichoderma harzianum dan Gliocladium virens. Apabila diaplikasikan secara bersamaan maka daya hambat racunnya akan semakin tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji efektivitas serta menentukan dosis terbaik T. harzianum dan G. virens dalam mengendalikan layu Fusarium dan meningkatkan hasil. Penelitian dilaksanakan di Bangunjiwo Grahayasa, Kasihan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta pada bulan Maret-Juni 2022. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap. Perlakuan yang digunakan adalah Kontrol negatif (Tanpa Agen Pengendali Hayati), kontrol positif (fungisida berbahan aktif Benomyl), T.harzianum 40g/tan, G.virens 150g/tan, T.harzianum 20g/tan + G.virens 100g/tan, T.harzianum 30g/tan + G.virens 50g/tan. Data dianalisis menggunakan analisis varian (ANOVA) dan apabila terdapat beda nyata dilanjutkan dengan metode Duncan Multiple Range Test pada taraf uji 5%. Aplikasi Agen Pengendali Hayati (APH) T. harzianum dan G. virens baik secara tunggal maupun kombinasi efektif untuk mengendalikan penyakit layu Fusarium. Penggunaan Agen Pengendali Hayati lebih efektif dibanding fungisida Benomyl dalam pengendalian layu Fusarium. Dosis APH yang efektif untuk mengendalikan layu Fusarium adalah kombinasi T.harzianum 20g/tan + G.virens 100g/tan atau T.harzianum 30g/tan + G.virens 50g/tan dan T.harzianum 40g/tan atau G.virens 150g/tan. Hasil bobot buah perlakuan aplikasi APH kombinasi T.harzianum 30g/tan + G.virens 50g/tan lebih tinggi daripada kontrol negatif, tetapi jumlah buah tidak berbeda nyata pada semua perlakuan pada taraf uji 5%. Aplikasi Agen Pengendali Hayati (APH) T. harzianum dan G. virens baik secara tunggal maupun kombinasi efektif untuk mengendalikan penyakit layu fusarium. Penggunaan Agen Pengendali Hayati lebih efektif dibanding fungisida Benomyl dalam pengendalian layu fusarium. Dosis APH yang efektif untuk mengendalikan layu fusarium adalah kombinasi T.harzianum 20g/tan + G.virens 100g/tan atau T.harzianum 30g/tan + G.virens 50g/tan dan T.harzianum 40g/tan atau G.virens 150g/tan. Hasil bobot buah perlakuan aplikasi APH kombinasi T.harzianum 30g/tan + G.virens 50g/tan lebih tinggi daripada kontrol negatif, tetapi jumlah buah tidak berbeda nyata pada semua perlakuan.
Kata Kunci
Teks Lengkap:
PDFReferensi
Amini, J. and Sidovich, D. 2010. The Effects of Fungicides on Fusarium oxysporum f. sp. lycopersicy Associated with Fusarium Wilt of Tomato. Journal of Plant Protection Research 50:172-178.
Badan Pusat Statistik. 2020. Statistik Indonesia. https://www.bps.go.id. [Diakses pada 02 September 2022].
Chet, I & Elad, Y. 1979. Prevention of Plant Infection by Biological Means. Departemen of Plant Pathology and Microbiology : The Hebrew University of Jerusalem.
Cook, R.J. 2008 .Biological Control dan Holistic Plant-Health Care in Agriculture. American Journal of Agriculrural Economics 3: 51- 62.
Compant, S.B., Duffy, Nowak, J., Clement, C., & Barka E.A. (2005). Use of Plant Growth-Promotng Bacteria For Biocontrol Of Plant Diseases: Principles, Mechanisms of Action, and Future Prospects. Applied and Enviromental Microbiology, 71(9): 4951-4959.
Ghufron, M., Suhartiningsih., Wiwik. 2017. Pengendalian Penyakit Layu Fusarium dengan Trichoderma sp. pada Dua Varietas Tomat. Jurnal Agrotek Trop 6:29-34.
Gomez, K. A. & A. A. Gomez. 2010. Prosedur Statistik untuk Penelitian Pertanian. Edisi Kedua. Jakarta : UI Press.
Hartal., Misnawati., & Indah. B., 2010. Efektifitas Trichoderma sp. dan Gliocladium sp. dalam Pengendalian Layu Fusarium Pada Tanaman Krisan. Jurnal Ilmu-ilmu Pertanian 1: 7-12.
Helliker. 1999. Benomyl: Risk Characterization Document. California: California Environmental Protection Agency.
Heriyanto. 2019. Kajian Pengendalian Penyakit Layu Fusarium dengan Trichoderma pada Tanaman Tomat. Jurnal Triton 10(1):45-58.
Herlina, L., Dewi P & Mubarok I. 2004. Efektivitas biofungisida Trichoderma viride terhadap pertumbuhan tomat. Laporan Penelitian. Semarang: FMIPA UNNES.
Moeinzadeh, A., Sharif-Zadeh, F., Ahmadzadeh, M., & Heidari-Tajabadi, F. (2010). Biopriming of Sunflower (Helianthus annuus L.) Seed with Pseudomonas fluorescens for Improvement of Seed Invigoration and Seedling Growth. Australian Journal of Crop Science, 4(7):564-570.
Musdalifa, M., Ambar, A. A., dan Putera, M. I. 2017. Pemanfaatan Agensi Hayati dalam Mengendalikan Pertumbuhan Perakaran dan Penyakit Layu Fusarium Cabai Besar (Capsicum annum L). Jurnal Galung Tropika 6:224–233.
Novita, M., G. Ngurah A.S.W., K. Kalimi. 2022. Efektivitas Trichoderma sp. dan Gliocladium sp. untuk Pengendalian Penyakit Busuk Batang pada Tanaman Vanili. Agrotop Journal 12:63-75.
Papavizas, G.C. 1985. Trichoderma and Gliocladium: Biology, Ecology, and Potential for Biocontrol. Annual Review of Phytopathology 23:23-54.
Prasanna-Reddy, B, & Rao, K.S. 2009. Biochemical and PCR_PAPD Characterization of Pseudomonas fluorescens Produced Antifungal Compounds Inhibit the Rice Fungal Pathogens In Vitro. Electronic Journal of Enviromental, Agricultural and Food Chemistry, 8(10): 1062-1067.
Pujiastuti, A. & Kristiani, M. 2019. Formulation and Mechanical Stability Test for Hand and Body Lotion from Tomato Juice as Antioxidants. Jurnal Farmasi Indonesia 16:1-63.
Purwanti, S. & Hastuti, R.B. 2009. Uji Antagonisme Jamur Patogen Phytopyhora Infestans Penyebab Penyakit Busuk Daun dan Umbi Tanaman Kentang dengan Menggunakan Trichoderma spp. Isolat lokal. Bioma Jurnal 11:24-32.
Rahayu, W., R.R.R Brotodjojo., Nurngaini. 2020. Perlakuan Benih Tomat dengan Trichoderma harzianum dan Gliocladium virens untuk Menekan Serangan Fusarium oxysporum Penyebab Layu Fusarium. AGRIVET 26:1-14.
Sastrahidayat, I.R. 1990. Ilmu Penyakit Tumbuhan. Surabaya: Penerbit Usaha Nasional.
Seebold, K. W. 2014. Tomato Wilt Problems. California : University of Kentucky.
Sudiarto., Rusmono, W. 2018. Potensi Jus Tomat Menurunkan Kadar Gula Darah Sewaktu (Gds) Pada Pasien Diabetes Militus. Mahakam Nursing Journal. 2:176-182.
Susanti, AM., Cholifah, S., Sari, RP. 2021. Pengaruh Pemberian Jus Tomat terhadap Kadar Gula Darah Sewaktu pada Pasien Hiperglikemia. Nusantara Hasana Journal. 1: 96-102.
Sudantha, I. M. 2010. Pengujian Beberapa Jenis Jamur Endofit dan Saprofit Trichoderma spp terhadap Penyakit Layu Fusarium pada Tanaman Kedelai. Skripsi. Nusa Tenggara Barat : Universitas Mataram.
Suwahyono,U. dan P.Wahyudi. 2004. Trichoderma harzianum Indigeneous Untuk Pengendalian Hayati. Studi Dasar Menuju Komersialissi dalam Panduan Seminar Biologi. Yogyakarta : Fakultas Biologi UGM.
Zalila-Kolsi, I., Mahmoud, A.B., Ali, H., Sellami, S., Nasfi, Z., Tounsi, S. & Jamoussi, K. 2016. Antagonist Effects of Bacillus spp. Strains Against Fusarium graminearum for Protection of Durum Wheat (Triticum turgidum L. subsp. durum). Microbiological Research 192:148–158.
DOI: https://doi.org/10.31315/agrivet.v29i1.7969
Refbacks
- Saat ini tidak ada refbacks.
Indexed by: